Popular Posts

Wednesday, November 22, 2006

Allah, the moon god



Shalom,

Kata "Allah" berasal dari bahasa Arab yaitu ''al-ilah''. Kata ini telah lama digunakan oleh penduduk Arabia kuno sejak 2000 tahun sebelum kelahiran Kristus. Pada masa sebelum agama Islam lahir, atau yang dikenal dengan masa jahiliyah, penduduk Arabia kuno telah melakukan praktek paganisme berupa penyembahan kepada dewa bulan. Tradisi paganisme penyembahan dewa bulan ini berasal dari tanah Mesopotamia. Mari kita lihat ke tanah Mesopotamia, tanah dimana dimulainya peradaban tertua di dunia.

DEWA BULAN BANGSA BABILONIA
Ketika Abraham dipanggil Tuhan keluar dari kota Ur, Abraham hidup dalam masyarakat yang mempraktekkan penyembahan kepada dewa bulan. Dewa bulan di kota Ur dikenal dengan nama ''Sin" dan tempat pemujaan "Sin" dikenal dengan nama "Ziggurat Temple".

Berikut ini adalah sisa-sisa arkeologis dari ''Ziggurat Temple'', tempat pemujaan kepada ''Sin'', dewa bulan kota Ur.

The image “<a href=http://college.hmco.com/history/west/mosaic/chapter1/images/600.ziggurat.jpg”>http://college.hmco.com/history/west/mosaic/chapter1/images/600.ziggurat.jpg”</a> cannot be displayed, because it contains errors.

Dan di dinding-dinding ''Ziggurat Temple'' ini kita akan menemukan relief-relief yang berhubungan dengan penyembahan kepada ''Sin". Berikut ini adalah gambar relief tersebut.

The image “<a href=http://www.dhushara.com/book/orsin/sin.jpg”>http://www.dhushara.com/book/orsin/sin.jpg”</a> cannot be displayed, because it contains errors.

Ketika Abraham keluar dari Ur, dan tiba di kota Harran, penduduk setempat juga mempraktekkan budaya yang sama, yaitu paganisme terhadap dewa bulan. Kota Harran pada zaman Abraham terkenal sebagai kota pemujaan terhadap ''Sin'', dewa bulan. Inilah sisa-sisa peradaban dari kota Harran.

http://www.livius.org/a/turkey/harran/harran_citadel1.JPG


DEWA BULAN BANGSA KANAAN
Praktek paganisme dari tanah Mesopotamia ini menyebar hingga ke tanah Kanaan. Pada tahun 1950 penggalian arkeologis di Hazor di tanah Palestina berhasil mengungkapkan salah satu bentuk paganisme penduduk Kanaan. Dua buah patung dewa bulan berhasil ditemukan. Patung yang pertama berupa patung seorang manusia yang duduk di atas sebuah mezbah dengan ukiran bulan sabit di dadanya. Dan patung yang kedua berupa ukiran tangan yang terangkat meninggikan bulan sabit. Berikut ini adalah sisa-sisa arkeologis tersebut.

The image “<a href=http://www.dhushara.com/book/orsin/hazor.jpg”>http://www.dhushara.com/book/orsin/hazor.jpg”</a> cannot be displayed, because it contains errors.


DEWA BULAN BANGSA ARAB KUNO
Adalah raja Nabonidus yang membawa sistem penyembahan kepada dewa bulan ke tanah Arabia. Peninggalan yang ditemukan di Hazor, Palestina pada tahun 1950 ini, ternyata dapat ditemukan juga di daerah Arabia kuno. Pada tahun 1944, G Caton Thompson dalam bukunya yang berjudul ''The Tombs and Moon Temple of Hureidah'' menyatakan bahwa ia telah menemukan kuil-kuil kuno bekas tempat pemujaan terhadap dewa bulan di Arabia selatan. Dan ia juga menemukan patung-patung berhala yang melambangkan dewa bulan.

Berikut ini adalah sisa-sisa patung dewa bulan dari tanah Arab.

The image “<a href=http://www.aggressivechristianity.net/islam/muslim.gif”>http://www.aggressivechristianity.net/islam/muslim.gif”</a> cannot be displayed, because it contains errors.
Kita perhatikan, bahwa patung dewa bulan di tanah Kanaan, tidak jauh berbeda dengan patung dewa bulan dari tanah Arab. Semuanya memiliki ukiran bulan sabit di dada patung tersebut.

Penduduk Arab telah melakukan paganisme terhadap dewa bulan beribu-ribu tahun sebelum agama Islam lahir. Pusat penyembahan terhadap dewa bulan ini dipusatkan pada suatu kota yaitu Mecca. Di Mecca sendiri terdapat 360 dewa-dewi, yang disembah oleh penduduk Arab. Dan salah satu dewa utama bangsa Arab ini mereka namakan ''Allah". "Allah" ini adalah dewa utama mereka dari 360 dewa-dewi yang lain. Pusat penyembahan terhadap "Allah" ini dipusatkan pada suatu tempat yang disebut dengan "Kaabah". Semua hal ini terjadi pada masa ''jahiliya''.

Memang selain ''Allah'', bangsa Arab juga menyembah kepada ''Hubal''. "Hubal" adalah ''tuan atas Kaabah''. Dan ''Hubal'' ditempatkan pada level tertinggi dari 360 dewa di Kaabah. Dengan kata lain "Hubal" adalah "Allah" itu sendiri. Dua nama itu adalah satu figur, yang melambangkan ''dewa bulan''.

Ketika Muhammad lahir, ayahnya adalah seorang abdi dewa bulan. Ayahnya bernama Abd-Allah ibn Abd al-Muttalib. Ibunya bernama Aminah bint Wahab. Dalam nama ayahnya Muhammad, terdapat kata ''Allah''. Padahal saat itu agama Islam belum lahir. Hal ini membuktikan bahwa ayahnya Muhammad adalah seorang penyembah ''Allah'', sang dewa bulan.

Praktek penyembahan kepada ''Allah'' yang dilakukan suku Quraish pada masa ''jahiliyah'' ini adalah berupa berdoa ke arah Mecca beberapa kali dalam sehari, melakukan pilgrim ke Mecca, melakukan tawaf di Kaabah, mencium The Black Stone di Kaabah, melakukan korban darah kepada ''Allah'', melakukan jumrah.

Ketika Muhammad mendirikan Islam, ia tidak merubah praktek paganisme suku Quraish. Muhammad hanya membungkus praktek polytheisme suku Quraish dan kini dimunculkan Muhammad dalam bentuk monotheisme. Tetapi figur dan tokoh central penyembahannya tetap sama, yaitu kepada ''Allah'', dewa bulan.

Itulah sebabnya hingga kini Islam identik dengan bulan. Mari perhatikan gambar-gambar berikut ini.





Kita perhatikan bahwa semua tidak pernah lepas dari figur sentral dalam penyembahannya yaitu dewa bulan.

Selanjutnya, saya ingin mengajak anda ke suatu tempat di Jordania yang dikenal dengan nama Petra. Petra berasal dari bahasa Yunani, yaitu πέτρα. Artinya adalah ''batu''. Dalam bahasa Arab disebut al-Bitrā.
The image “http://d21c.com/firerat/photo/eg12.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.


Petra dibangun oleh suatu suku yang dikenal dengan nama suku Nabateans. Suku ini adalah termasuk suku Arab yang berbahasa dan berbudaya Semitisme. Tetapi suku Nabateans ini menyembah terhadap tuhannya bangsa Arab. Berikut adalah cuplikan petikan kalimatnya dari wikipedia tentang suku Nabateans.

Religion

The Nabataeans worshipped the Arab gods and goddesses of the preIslamic times as well as few of their deified kings. The most famous of these was Obodas I, who was deified after his death. Du Sharrah was the main male God accompanied by his feminine trinity; Al Uzza, Al Latt and Mena. Many statues carved in the rock depict these gods & goddesses.
Jadi saat itu dewa bangsa Arab yaitu ''Allah'' telah menyebar keseluruh pelosok Timur Tengah. Hal inipun terjadi sampai ke Indonesia saat ini.
APA KATA ALKITAB TENTANG PENYEMBAHAN TERHADAP DEWA BULAN

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Tuhan sangat menentang segala macam bentuk penyembahan semacam ini.

Ulangan 4:19
"dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Tuhanmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka,"

Ulangan 17:3
"dan yang pergi beribadah kepada tuhan lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu;"

Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel adalah Tuhan di atas segala tuhan. Dalam FirmanNya, Tuhan menyatakan agar jangan menyamakan Dia dengan segala nama-nama berhala.


Mazmur 40:6b.
"Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung."

Tuhan yang disembah oleh bangsa-bangsa adalah berhala. Hanya Tuhannya Abraham, Ishak dan Israel adalah satu-satunya Tuhan yang benar.

Mazmur 96:5 KJV.
"For all the gods of the nations are idols: but the LORD made the heavens".Berikut ini adalah beberapa fakta sejarah untuk dijadikan contoh :
  • Babel menyembah kepada Baal.
  • Israel menyembah kepada YHWH.
  • Mesir menyembah kepada Ra.
  • Filistin menyembah kepada Dagon.
  • Yunani menyembah kepada Apollo.
  • Romawi menyembah kepada Jupiter.
  • Arab menyembah kepada Hu-Baal/Allah.

RENUNGAN
Setelah kita mengetahui bahwa nama "Allah" adalah nama dewa bulan bangsa Arab, pantaskah kita berdoa memakai nama "Allah"? Walaupun kita telah mengadopsi kata "Allah" dari bahasa Arab dan menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Tuhan", kita tidak bisa mengabaikan begitu saja fakta sejarah yang menyatakan bahwa "Allah" adalah nama dewa bulan.

Jangan sembarangan menyebut nama Tuhan.

Keluaran 20:7

"Jangan menyebut nama TUHAN, Tuhanmu dengan sembarangan, sebab TUHAN memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan".

Mungkin ada yang beranggapan : "Ah tidak apa-apa karena saya menyembah kepada "Allah" di dalam Tuhan Yeshua".

Dengan kata lain dapat diterjemahkan sebagai berikut : "saya menyembah kepada dewa bulan di dalam Tuhan Yeshua". Karena di dalam tradisi Arab, "Allah" adalah nama dewa bulan.

Mari kita semua "Back to Bible".
Alkitab mengatakan di Yohanes 14:6.
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".

Tuhan Yeshua tidak pernah mengajarkan memanggil Bapa dengan nama "Allah". Tuhan Yesus justru mengajarkan bahwa nama Bapa adalah "Yesus". Tuhan Yeshua mengajarkan bahwa keselamatan datang dari bangsa Israel.

 
Yohanes 4:22b
"Sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi".


Mengapa? karena Tuhan yang disembah bangsa Israel adalah Tuhan di atas segala tuhan. Dan bangsa Israel tidak pernah memanggil Tuhannya dengan kata "Allah". Mereka memanggilnya dengan "YHVH". Tetapi untuk menjaga kekudusan Nama tersebut, maka bangsa Israel memanggilnya dengan "Adonai Elohim". Dan "Adonai Elohim" bukanlah "Allah". "Adonai Elohim" dan "Allah" adalah 2 pribadi yang berbeda. Dari buahnya kita dapat mengenalnya. Dari pengajarannya kita dapat membedakan antara ''Adonai Elohim'' dengan ''Allah.''

Jangan kita membawa "phraseologi" bahasa Arab yang berhubungan dengan penyembahan berhala ke dalam "phraseologi" kita di Alkitab. Mengapa kita melanggar Keluaran 20:7 demi sebuah kata bahasa Indonesia yang sebenarnya diadopsi dari bangsa Arab?

Jangan sampai Mesias Yeshua menegur kita hanya karena kita lebih takut kepada tradisi daripada takut kepada Dia.

Matius 10:28

"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."


Jika kita menemukan konflik antara tradisi dan Firman Tuhan, Yeshua telah memberikan pengajaranNya kepada kita di Matius 15:3.

Matius 15:3
"Mengapa kamu melanggar perintah Tuhan demi adat istiadat nenek moyangmu?"


Markus 7:8
"
Perintah Tuhan kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Tuhan Yeshua saat itu mengajarkan bahwa jangan sampai kita melanggar perintah Tuhan hanya demi tradisi/doktrin/adat istiadat/budaya manusia. Jika kita menemukan konflik antara Firman Tuhan dengan tradisi/doktrin/adat istiadat/budaya manusia, maka Firman Tuhan harus kita tempatkan di atas segala-galanya.

Jangan sampai terjadi Tuhan berkata kepada kita seperti di Lukas 6:46.

Lukas 6:46
"
Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?"
Sangat penting artinya untuk mengutamakan apa yang Mesias Yeshua katakan.

Shalom
Andre


Note :

Referensi "Unveiling Islam" oleh Ergun Mehmet Caner dan Emir Fethi Caner.



EASTER = ISHTAR

EASTER = ISHTAR
Andre Widodo
© Talmid Ha'Mashiach

Shalom,

Kata ''Easter'' hanya satu kali terdapat di Alkitab versi King James Version. Kita akan menemukannya di Kisah 12:4.

Act 12:4 KJV
"And when he had apprehended him, he put him in prison, and delivered him to four quaternions of soldiers to keep him; intending after Easter to bring him forth to the people."

Sedangkan hari raya "Passover" atau "Pesach" atau "Pascha" dalam agama Yahudi adalah untuk mengingat hari pembebasan bangsa Yahudi dari perbudakan di Mesir. 


Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah: 
Darimanakah asal mula "Easter"?

Mari kita bahas bersama.

Ketika Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, bangsa Israel memperingati hari itu dengan nama "Pesach". Ketika Tuhan menuntun bangsa Israel selama 40 tahun sebelum memasuki tanah Kanaan, Tuhan memberikan hukum-hukumNya kepada bangsa Israel. Salah satu hukum-Nya yang kita kenal sebagai 10 Hukum Taurat adalah larangan bagi bangsa Israel untuk membuat berhala dan larangan untuk menyembah kepada berhala.

Ulangan 5:7-9.
"Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. angan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, YHVH Elohim-mu, adalah Elohim yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,"

Mengapa Tuhan memberikan hukum-hukumNya kepada bangsa Israel sebelum memasuki tanah Kanaan? Karena Tuhan mengetahui bagaimana perilaku dan sikap penduduk tanah Kanaan yang banyak dengan penyembahan berhala. Salah satu sesembahan penduduk Kanaan adalah dewi Asherah. Dalam bentuk jamaknya menjadi Asherim.

Asherah adalah dewi kesuburan penduduk Kanaan. Yang dimaksudkan dengan dewi kesuburan disini adalah semacam lambang seksual untuk bangsa Kanaan. Penyembahan kepada dewi Asherah ini erat hubungannya dengan praktek-praktek seksual. Dewi Asherah sering dibuat sebagai patung yang diukir dari kayu ataupun dari batu.

Berikut ini adalah gambar dari dewi Asherah.

The image “http://www.jesuswalk.com/gideon/images/asherah110X200.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.


Dalam 2 Raja 21:7 dijelaskan bagaimana Manasseh raja Yehudah jatuh ke dalam penyembahan berhala terhadap dewi Asherah.

Penyembahan dewi Asherah yang dilakukan oleh penduduk Kanaan, sebenarnya berasal dari tradisi di tanah Mesopotamia. Jika kita membaca Kejadian 10:9-10, kita akan mengetahui bahwa Nimrod adalah seorang yang gagah perkasa pada zamannya. Ia membangun peradaban di beberapa tempat, salah satunya di Babel atau di tanah Mesopotamia. Kisah Nimrod adalah kisah menyedihkan dimana ia menikahi ibunya sendiri yang bernama Semiramis.

Kita mundur dahulu ke Kejadian 3:15. Di ayat ini dijelaskan bahwa Tuhan bernubuat bahwa Tuhan akan memberikankan keturunan ilahi/Mesias dari keturunan seorang perempuan yang akan menghancurkan Satan. Dan Tuhan akan memulihkan kerajaanNya. Berita nubuat ini terus turun temurun sejak zaman Adam, Set, Enos dan seterusnya sampai kepada Nimrod. Untuk mendapatkan status sebagai mesias yang dimaksudkan di Kejadian 3:15, maka Nimrod menikahi Semiramis dan memproklamirkan bahwa Semiramis adalah keturunan yang dimaksudkan dalam Kejadian 3:15. Nimrod menyebut Semiramis sebagai istrinya dan sekaligus juga sebagai ibunya.

Dengan cara demikian, Nimrod juga menyebut dirinya sebagai Tuhan yang telah menjelma sebagai seorang anak manusia dan juruselamat dunia.Inilah awal mula penyembahan berhala di dunia ini.

Nimrod mengharuskan masyarakatnya menyembah dia sebagai "Sun-god", dan Nimrod menyebutkan dirinya sebagai "Baal", dalam bahasa Inggris "my Lord", dalam bahasa Ibrani "Eloah". Semiramis disebut sebagai "Baalti", dalam bahasa Inggris "my Lady", dalam bahasa Itali "Madonna".

Sebagai "Sun-god", Nimrod menampilkan dirinya sebagai tuhan dan raja. Dan membangun sistem keagamaan dengan pusat penyembahan kepada dirinya. Melihat hal ini, Semiramis mempunyai maksud lain untuk dirinya sendiri. Semiramis tidak puas hanya sebagai "Mother of God" tetapi ia ingin lebih dari itu. Maka Semiramis membunuh Nimrod.

Setelah membunuh Nimrod, Semiramis memproklamirkan dirinya sebagai "Queen of Heaven" sekaligus "Mother of God". Ia memerintah di Babylon untuk 41 tahun. Semiramis membuat sistem keagamaannya dengan hal-hal yang penuh mistik dan penuh dengan misteri. Tradisi "Queen of Heaven" ini terus berlangsung walaupun setelah Semiramis meninggal. Praktek okultisme ini terus berlangsung hingga zaman sekarang.

Sebagai bukti mari kita lihat beberapa hal di bawah ini :

  • Di Babylon.....Semiramis....Nimrod.
  • Di Kanaan......Ashtoreth.....Baal.
  • Di Mesir.........Isis................Osiris.
  • Di Yunani.......Aphrodite....Apollo.
  • Di India..........Devaki..........Krishna.
  • Di India..........Isi..................Iswara.
  • Di Romawi.....Fortuna........Jupiter.
  • Di Efesus........Diana.
  • Di China.........Shing Moo.

Beberapa tahun setelah membunuh Nimrod, Semiramis hamil dan melahirkan. Ia memberikan nama Tammuz kepada anaknya. Ayah kandung dari Tammuz tidak diketahui, lalu Semiramis menyebutkan bahwa Tammuz adalah reinkarnasi dari Nimrod.

Penyembahan kepada Semiramis sebagai "Queen of Heaven" ditentang oleh Tuhan.Lihat Yeremia 7:16-20, Yeremia 44:18.

Berikut ini adalah gambar dari Semiramis dan Nimrod.
The image “<a href=http://www.yahshvah.com/images/nimrodandsemiramis.jpg”>http://www.yahshvah.com/images/nimrodandsemiramis.jpg”</a> cannot be displayed, because it contains errors.

Dan berikut ini adalah peninggalan arkeologis dari Mesopotamia yang menggambarkan sosok Nimrod.

The image “http://www.ancientdays.net/images/nimrod-gilgamesh.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.

Lalu berikut ini adalah peninggalan arkeologis tentang Semiramis.

Photobucket

Dari Nimrod dan Semiramis inilah praktek okultisme dan penyembahan berhala menyebar. Hal ini terjadi karena kota-kota yang dibangun oleh Nimrod adalah kota-kota yang maju pada zamannya seperti Babel, Erech dan Accad.

Tradisi ini terus menyebar sampai ke tanah Kanaan, yang kita kenal dengan sebutan dewi Asherah. Ia melahirkan anak dewa, yang kemudian disembah oleh penduduk Kanaan sebagai Baal. Figur ibu dan anak yang disembah ini mengulang kesamaan pada penyembahan kepada Nimrod dan Semiramis.

Ketika bangsa Assyria menguasai tanah Kanaan, bangsa Assyria ini juga mempunyai dewi kesuburannya yaitu bernama dewi Ishtar. Tuhan menentang bentuk penyembahan seperti ini, yang menyembah figur ratu sorga dan anaknya yang dilambangkan sebagai dewa. Dapat dibaca di Yeremia 7:18 dan Yeremia 44:17,25. Penyembahan kepada Ishtar ini terus dilakukan penduduk Mesopotamia dan berlangsung sampai kepada zaman Nebuchadnezzar raja Babilonia.

Berikut ini adalah gambar dewi Ishtar pada zaman raja Nebuchadnezzar.

The image “<a href=http://www.kampf-der-seelen.org/mythen/ishtar.gif”>http://www.kampf-der-seelen.org/mythen/ishtar.gif”</a> cannot be displayed, because it contains errors.

Kita perhatikan, bahwa bentuk dewi kesuburan bernama Asherah sejak zaman bangsa Israel memasuki tanah Kanaan dipimpin oleh Yosua sampai kepada zaman raja Nebuchadnezzar yang bernama dewi Ishtar, figurnya tetap sama.

Dan berikut ini adalah gambar pintu gerbang Ishtar bekas peninggalan kerajaan Babilonia yang kini telah direnovasi oleh pemerintah Irak.

http://www.rkcheung.com/Iraq/Ray%20Ishtar%20Gate.jpg

Penyembahan kepada Ishtar erat hubungannya dengan kesuburan. Selain kesuburan dalam konteks seksual, juga kesuburan dalam konteks bercocok tanam. Ketika lamanya siang dan lamanya malam dalam 1 hari mulai sama, penduduk Mesopotamia memahami bahwa ini adalah tanda berakhirnya musim dingin dan awal musim panas. Musim ini disebut dengan musim semi. Ini merupakan tanda dimulainya waktu untuk bertani. Adalah suatu tradisi dalam masyarakat paganisme di daerah Mesopotamia untuk menyembah menghadap ke timur, tempat matahari terbit, untuk penyembahan kepada dewa matahari, yaitu Baal dan juga menyembah kepada Ishtar untuk kesuburan tanah dan juga untuk kesuburan dalam praktek-praktek seksual. Penyembahan kepada Ishtar ini juga erat kaitannya dengan orgi.

Selanjutnya dalam tradisi setempat, hari penyembahan kepada Ishtar ditetapkan pada hari pertama dari musim semi, dan pada hari itu seluruh masyarakat keluar rumah untuk mencari telur-telur liar. Mengapa mencari telur? Karena bagi mereka telur adalah lambang kesuburan dan dimulainya kehidupan baru.

Tradisi kuno ini terus langgeng sampai masa Dark Ages. Masa Dark Ages adalah masa gereja mengalami toleransi terhadap tradisi-tradisi paganisme. Dalam pembahasan sejarah gereja, masa Dark Ages ini dimulai pada zaman gereja Pergamus , gereja Tiatira sampai dengan zaman gereja Sardis atau dari tahun 312 AD sampai tahun 1520 AD.

Pada masa Dark Ages inilah hari raya Passover digantikan dengan fraseologi Easter.

Setelah kita mengetahui bahwa Easter adalah erat hubungannya dengan penyembahan kepada dewi Ishtar, bagaimanakah sikap kita?