Shalom,
Kata "Allah" berasal dari bahasa Arab yaitu ''al-ilah''. Kata ini telah lama digunakan oleh penduduk Arabia kuno sejak 2000 tahun sebelum kelahiran Kristus. Pada masa sebelum agama Islam lahir, atau yang dikenal dengan masa jahiliyah, penduduk Arabia kuno telah melakukan praktek paganisme berupa penyembahan kepada dewa bulan. Tradisi paganisme penyembahan dewa bulan ini berasal dari tanah Mesopotamia. Mari kita lihat ke tanah Mesopotamia, tanah dimana dimulainya peradaban tertua di dunia.
DEWA BULAN BANGSA BABILONIA
Ketika Abraham dipanggil Tuhan keluar dari kota Ur, Abraham hidup dalam masyarakat yang mempraktekkan penyembahan kepada dewa bulan. Dewa bulan di kota Ur dikenal dengan nama ''Sin" dan tempat pemujaan "Sin" dikenal dengan nama "Ziggurat Temple".
Berikut ini adalah sisa-sisa arkeologis dari ''Ziggurat Temple'', tempat pemujaan kepada ''Sin'', dewa bulan kota Ur.
Dan di dinding-dinding ''Ziggurat Temple'' ini kita akan menemukan relief-relief yang berhubungan dengan penyembahan kepada ''Sin". Berikut ini adalah gambar relief tersebut.
Ketika Abraham keluar dari Ur, dan tiba di kota Harran, penduduk setempat juga mempraktekkan budaya yang sama, yaitu paganisme terhadap dewa bulan. Kota Harran pada zaman Abraham terkenal sebagai kota pemujaan terhadap ''Sin'', dewa bulan. Inilah sisa-sisa peradaban dari kota Harran.
DEWA BULAN BANGSA KANAAN
Praktek paganisme dari tanah Mesopotamia ini menyebar hingga ke tanah Kanaan. Pada tahun 1950 penggalian arkeologis di Hazor di tanah Palestina berhasil mengungkapkan salah satu bentuk paganisme penduduk Kanaan. Dua buah patung dewa bulan berhasil ditemukan. Patung yang pertama berupa patung seorang manusia yang duduk di atas sebuah mezbah dengan ukiran bulan sabit di dadanya. Dan patung yang kedua berupa ukiran tangan yang terangkat meninggikan bulan sabit. Berikut ini adalah sisa-sisa arkeologis tersebut.
DEWA BULAN BANGSA ARAB KUNO
Adalah raja Nabonidus yang membawa sistem penyembahan kepada dewa bulan ke tanah Arabia. Peninggalan yang ditemukan di Hazor, Palestina pada tahun 1950 ini, ternyata dapat ditemukan juga di daerah Arabia kuno. Pada tahun 1944, G Caton Thompson dalam bukunya yang berjudul ''The Tombs and Moon Temple of Hureidah'' menyatakan bahwa ia telah menemukan kuil-kuil kuno bekas tempat pemujaan terhadap dewa bulan di Arabia selatan. Dan ia juga menemukan patung-patung berhala yang melambangkan dewa bulan.
Berikut ini adalah sisa-sisa patung dewa bulan dari tanah Arab.
Kita perhatikan, bahwa patung dewa bulan di tanah Kanaan, tidak jauh berbeda dengan patung dewa bulan dari tanah Arab. Semuanya memiliki ukiran bulan sabit di dada patung tersebut.
Penduduk Arab telah melakukan paganisme terhadap dewa bulan beribu-ribu tahun sebelum agama Islam lahir. Pusat penyembahan terhadap dewa bulan ini dipusatkan pada suatu kota yaitu Mecca. Di Mecca sendiri terdapat 360 dewa-dewi, yang disembah oleh penduduk Arab. Dan salah satu dewa utama bangsa Arab ini mereka namakan ''Allah". "Allah" ini adalah dewa utama mereka dari 360 dewa-dewi yang lain. Pusat penyembahan terhadap "Allah" ini dipusatkan pada suatu tempat yang disebut dengan "Kaabah". Semua hal ini terjadi pada masa ''jahiliya''.
Memang selain ''Allah'', bangsa Arab juga menyembah kepada ''Hubal''. "Hubal" adalah ''tuan atas Kaabah''. Dan ''Hubal'' ditempatkan pada level tertinggi dari 360 dewa di Kaabah. Dengan kata lain "Hubal" adalah "Allah" itu sendiri. Dua nama itu adalah satu figur, yang melambangkan ''dewa bulan''.
Ketika Muhammad lahir, ayahnya adalah seorang abdi dewa bulan. Ayahnya bernama Abd-Allah ibn Abd al-Muttalib. Ibunya bernama Aminah bint Wahab. Dalam nama ayahnya Muhammad, terdapat kata ''Allah''. Padahal saat itu agama Islam belum lahir. Hal ini membuktikan bahwa ayahnya Muhammad adalah seorang penyembah ''Allah'', sang dewa bulan.
Praktek penyembahan kepada ''Allah'' yang dilakukan suku Quraish pada masa ''jahiliyah'' ini adalah berupa berdoa ke arah Mecca beberapa kali dalam sehari, melakukan pilgrim ke Mecca, melakukan tawaf di Kaabah, mencium The Black Stone di Kaabah, melakukan korban darah kepada ''Allah'', melakukan jumrah.
Ketika Muhammad mendirikan Islam, ia tidak merubah praktek paganisme suku Quraish. Muhammad hanya membungkus praktek polytheisme suku Quraish dan kini dimunculkan Muhammad dalam bentuk monotheisme. Tetapi figur dan tokoh central penyembahannya tetap sama, yaitu kepada ''Allah'', dewa bulan.
Itulah sebabnya hingga kini Islam identik dengan bulan. Mari perhatikan gambar-gambar berikut ini.
Kita perhatikan bahwa semua tidak pernah lepas dari figur sentral dalam penyembahannya yaitu dewa bulan.
Selanjutnya, saya ingin mengajak anda ke suatu tempat di Jordania yang dikenal dengan nama Petra. Petra berasal dari bahasa Yunani, yaitu πέτρα. Artinya adalah ''batu''. Dalam bahasa Arab disebut al-Bitrā.
Petra dibangun oleh suatu suku yang dikenal dengan nama suku Nabateans. Suku ini adalah termasuk suku Arab yang berbahasa dan berbudaya Semitisme. Tetapi suku Nabateans ini menyembah terhadap tuhannya bangsa Arab. Berikut adalah cuplikan petikan kalimatnya dari wikipedia tentang suku Nabateans.
Religion
The Nabataeans worshipped the Arab gods and goddesses of the preIslamic times as well as few of their deified kings. The most famous of these was Obodas I, who was deified after his death. Du Sharrah was the main male God accompanied by his feminine trinity; Al Uzza, Al Latt and Mena. Many statues carved in the rock depict these gods & goddesses.
Jadi saat itu dewa bangsa Arab yaitu ''Allah'' telah menyebar keseluruh pelosok Timur Tengah. Hal inipun terjadi sampai ke Indonesia saat ini.APA KATA ALKITAB TENTANG PENYEMBAHAN TERHADAP DEWA BULAN
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Tuhan sangat menentang segala macam bentuk penyembahan semacam ini.
Ulangan 4:19
"dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Tuhanmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka,"
Ulangan 17:3
"dan yang pergi beribadah kepada tuhan lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu;"
Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel adalah Tuhan di atas segala tuhan. Dalam FirmanNya, Tuhan menyatakan agar jangan menyamakan Dia dengan segala nama-nama berhala.
Mazmur 40:6b.
"Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung."
Tuhan yang disembah oleh bangsa-bangsa adalah berhala. Hanya Tuhannya Abraham, Ishak dan Israel adalah satu-satunya Tuhan yang benar.
Mazmur 96:5 KJV.
"For all the gods of the nations are idols: but the LORD made the heavens".Berikut ini adalah beberapa fakta sejarah untuk dijadikan contoh :
- Babel menyembah kepada Baal.
- Israel menyembah kepada YHWH.
- Mesir menyembah kepada Ra.
- Filistin menyembah kepada Dagon.
- Yunani menyembah kepada Apollo.
- Romawi menyembah kepada Jupiter.
- Arab menyembah kepada Hu-Baal/Allah.
RENUNGAN
Setelah kita mengetahui bahwa nama "Allah" adalah nama dewa bulan bangsa Arab, pantaskah kita berdoa memakai nama "Allah"? Walaupun kita telah mengadopsi kata "Allah" dari bahasa Arab dan menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Tuhan", kita tidak bisa mengabaikan begitu saja fakta sejarah yang menyatakan bahwa "Allah" adalah nama dewa bulan.
Jangan sembarangan menyebut nama Tuhan.
Keluaran 20:7
"Jangan menyebut nama TUHAN, Tuhanmu dengan sembarangan, sebab TUHAN memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan".
Mungkin ada yang beranggapan : "Ah tidak apa-apa karena saya menyembah kepada "Allah" di dalam Tuhan Yeshua".
Dengan kata lain dapat diterjemahkan sebagai berikut : "saya menyembah kepada dewa bulan di dalam Tuhan Yeshua". Karena di dalam tradisi Arab, "Allah" adalah nama dewa bulan.
Mari kita semua "Back to Bible".
Alkitab mengatakan di Yohanes 14:6.
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".
Tuhan Yeshua tidak pernah mengajarkan memanggil Bapa dengan nama "Allah". Tuhan Yesus justru mengajarkan bahwa nama Bapa adalah "Yesus". Tuhan Yeshua mengajarkan bahwa keselamatan datang dari bangsa Israel.
Yohanes 4:22b
"Sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi".
Mengapa? karena Tuhan yang disembah bangsa Israel adalah Tuhan di atas segala tuhan. Dan bangsa Israel tidak pernah memanggil Tuhannya dengan kata "Allah". Mereka memanggilnya dengan "YHVH". Tetapi untuk menjaga kekudusan Nama tersebut, maka bangsa Israel memanggilnya dengan "Adonai Elohim". Dan "Adonai Elohim" bukanlah "Allah". "Adonai Elohim" dan "Allah" adalah 2 pribadi yang berbeda. Dari buahnya kita dapat mengenalnya. Dari pengajarannya kita dapat membedakan antara ''Adonai Elohim'' dengan ''Allah.''
Jangan kita membawa "phraseologi" bahasa Arab yang berhubungan dengan penyembahan berhala ke dalam "phraseologi" kita di Alkitab. Mengapa kita melanggar Keluaran 20:7 demi sebuah kata bahasa Indonesia yang sebenarnya diadopsi dari bangsa Arab?
Jangan sampai Mesias Yeshua menegur kita hanya karena kita lebih takut kepada tradisi daripada takut kepada Dia.
Matius 10:28
"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."
Jika kita menemukan konflik antara tradisi dan Firman Tuhan, Yeshua telah memberikan pengajaranNya kepada kita di Matius 15:3.
Matius 15:3
"Mengapa kamu melanggar perintah Tuhan demi adat istiadat nenek moyangmu?"
Markus 7:8
"Perintah Tuhan kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Tuhan Yeshua saat itu mengajarkan bahwa jangan sampai kita melanggar perintah Tuhan hanya demi tradisi/doktrin/adat istiadat/budaya manusia. Jika kita menemukan konflik antara Firman Tuhan dengan tradisi/doktrin/adat istiadat/budaya manusia, maka Firman Tuhan harus kita tempatkan di atas segala-galanya.
Jangan sampai terjadi Tuhan berkata kepada kita seperti di Lukas 6:46.
Lukas 6:46
"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?"
Sangat penting artinya untuk mengutamakan apa yang Mesias Yeshua katakan.
Shalom
Andre
Note :
Referensi "Unveiling Islam" oleh Ergun Mehmet Caner dan Emir Fethi Caner.