Popular Posts

Monday, September 28, 2015

KAJIAN TENTANG AMANAT AGUNG DI DALAM FRAMEWORK MESIANIK JUDAISME

KAJIAN TENTANG AMANAT AGUNG DI DALAM FRAMEWORK MESIANIK JUDAISME
Andre Widodo
© ORI

Shalom,

Kita semua mengetahui bahwa sebelum terangkat ke Sorga, Yeshua memberikan suatu perintah kepada para תלמידים (murid-murid-Nya) yang dikenal sebagai "העמלה הגדולה Amanat Agung."


Matityahu (Matius) 28:18 
Yeshua mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Matityahu (Matius) 28:19 
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Matityahu (Matius) 28:20 
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Bagaimana seharusnya kita mendefinisikan perintah ini? 

Di dalam kalangan ke-Kristen-an, banyak yang mendefinisikan perintah ini sebagai "memberitakan tentang Kabar Baik kepada semua bangsa, yaitu memberitakan tentang Yesus (*demikian kalangan ke-Kristen-an menyebut Nama-Nya*) kepada segala bangsa dan membuat bangsa-bangsa menjadi Kristen, yaitu "Christendom (world wide community of Christians)."

Jika benar demikian, maka akan terjadi 2 kubu yang saling berseberangan, yaitu kubu "Kristen" dan kubu "Judaisme."

Tapi, apakah pada awalnya memang benar demikian maksud dan tujuan dari "Amanat Agung"?

Apakah "Amanat Agung" diberikan untuk membuat 2 kubu yang saling berseberangan antara Judaisme dan Kristen?

Apakah "Amanat Agung" adalah suatu legalitas dari Kristenisasi?

Apakah "Amanat Agung" dibuat untuk membawa semua bangsa menjadi komunitas Gereja Kristen, dengan doktrin-doktrin pengajaran Gereja Kristen? 

Jika ya, harap diketahui lebih dahulu, bahwa sebenarnya Yeshua sama sekali tidak pernah bermaksud menciptakan sebuah agama baru di luar Judaisme. Yeshua memiliki banyak gelar, dan salah satu gelar-Nya adalah Ia seorang "Rabbi." Seorang "Rabbi" adalah seorang guru di dalam agama Judaisme (agama Yahudi).

Kitab Perjanjian Baru (ברית חדשה Brit Chadashah) juga adalah sebuah kitab yang ditulis oleh para talmidim (murid-murid) Yeshua, yang mempraktekkan agama Judaisme. Mereka sama sekali tidak bermaksud untuk membuat sebuah agama baru yang berada di luar Judaisme.

Karena itu, sangat penting artinya supaya kita membaca kembali isi dari Perjanjian Baru dengan paradigma yang benar sesuai konteksnya, yaitu memakai pradigma Yahudi, dan berusaha memahami isi dari Perjanjian Baru di dalam framework Judaisme, sebagai bagian dari Judaisme. 

Demikian juga hal-nya dengan isi dari "Amanat Agung" dari Yeshua di atas. Kita harus melihatnya dari dalam framework Judaisme. Bukan di luar framework Judaisme. Mengapa? Karena Yeshua, selain Mesias, Ia adalah juga seorang "Rabbi", yaitu guru agama di dalam agama Judaisme.

AMANAT AGUNG DI DALAM DUNIA RABBINIKAL
=========================================
Tradisional Rabbinikal menjelaskan bahwa bangsa Israel dipanggil untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain.

Yesayahu (Yesaya) 49:6
"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yaakov (Yakub) dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Bahkan tradisional Rabbinikal ini selaras dengan apa yang tercantum di dalam Perjanjian Baru (Brit Chadashah).

Kisah 13:47
Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Elohim, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."

Bangsa Israel dipanggil untuk menjadi bangsa yang kudus, menjadi kerajaan imam-imam, imamat yang rajani.

Shemot (Keluaran) 19:6 
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

1 Kefa (Petrus) 2:9 
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Elohim sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Jika bangsa Israel adalah kerajaan para imam bagi Elohim, lalu bagaimana seorang imam Elohim harus bersikap? Seorang imam Elohim, ia harus sabar, ramah, melakukan tugas-tugas ke-imam-an-nya, sempurna, bercahaya bagi sekeliling-nya.

Di dalam Machzor (Buku Doa utuk Hari Raya) Rosh HaShanah dan Yom Kippur dijelaskan bagaimana bangsa Israel menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, menjadi imam bagi bangsa-bangsa dan membawa bangsa-bangsa menjadi satu di bawah Satu Perjanjian dengan HaShem.

Ini doa-nya:

"And so, spread Your fruitfulness, HaShem, G-D, over all your works and fear of You over all You have created, so THAT ALL THAT HAS BEEN CREATED WILL WORSHIP You and bow down before You, that they all come under ONE COVENANT and fulfill Your will with rightful hearts as we understand it HaShem, our G-D. You are sovereign and power is in Your hand; strength in Your right hand, and Your Name is feared by all You have created."

NOTE:
Perhatikan kalimat "...so THAT ALL THAT HAS BEEN CREATED WILL WORSHIP You and bow down before You, that they all come under ONE COVENANT..."

Bukan-kah ini sebuah nubuat bahwa bangsa-bangsa lain akan menjadi SATU dengan bangsa Israel di dalam SATU PERJANJIAN antara HaShem dengan bangsa Israel? 

Tidak ada istilah 2 kubu yang saling berseberangan antara "Kristen" dengan "Judaisme." Tetapi hanya ada SATU PERJANJIAN.

Jika demikian hal-nya, apakah bangsa Israel yang harus meninggalkan perjanjian-Nya, atau bangsa-bangsa lain yang harus ikut di dalam perjanjian bangsa Israel dengan HaShem? 

Jika bangsa Israel harus meninggalkan Judaisme, dan masuk Kristen, maka berarti perjanjian HaShem dapat dibatalkan. Dan setiap perjanjian yang dapat dibatalkan, menandakan bahwa perjanjian tersebut tidak kekal.

Tetapi sebaliknya, jika perjanjian HaShem dengan bangsa Israel adalah bersifat kekal, maka berarti bangsa-bangsa lain yang harus masuk ke dalam perjanjian bangsa Israel dengan HaShem.

Inilah yang tercatat di dalam Tanakh, di dalam Torah Oral, dan bahkan di dalam Perjanjian Baru (Brit Chadashah).

Bangsa-bangsa lain diharapkan untuk masuk ke dalam perjanjian bangsa Israel dengan cara menjadi GER-TZEDDEK dan menjadi SATU dengan bangsa Israel. GER-TZEDDEK di dalam bahasa Yunani disebut sebagai  προσήλυτος PROSELYTOS, yang sekarang dikenal sebagai PROSELYTE.

Artinya, seorang GER-TZEDDEK adalah seorang PROSELYTE. 

Selanjutnya, di dalam "ALEINU" yang selalu diucapkan 3 kali sehari, juga disebutkan hal yang sama:

"Therefore we put our hope in You, HaShem our G-D, that we may soon see Your mighty splendour, to remove detestable idolatry from the earth, and false gods will be utterly cut off, to perfect the universe through the Almighty's sovereignty. THEN ALL HUMANITY WILL CALL UPON YOUR NAME, to turn all the earth's wicked toward You. ALL THE WORLD'S INHABITANTS WILL RECOGNISE AND KNOW THAT TO YOU EVERY KNEE SHOULD BEND, EVERY TONGUE SHOULD SWEAR..."

NOTE:
Perhatikan kalimat "...THEN ALL HUMANITY WILL CALL UPON YOUR NAME, to turn all the earth's wicked toward You. ALL THE WORLD'S INHABITANTS WILL RECOGNISE AND KNOW THAT TO YOU EVERY KNEE SHOULD BEND, EVERY TONGUE SHOULD SWEAR..."

Lalu, jika seluruh bangsa-bangsa lain akan bergabung dengan bangsa Israel dan menjadi satu dengan bangsa Israel menyembah HaShem, maka pertanyaannya sekarang adalah: persyaratan apakah yang perlu dilakukan bagi bangsa-bangsa non-Yahudi agar dapat masuk ke dalam perjanjian bangsa Israel dengan HaShem?

Talmud Bavli Traktat Yevamoth 46a menjelaskan demikian:

"The Sages, however, said, 'Whether he had performed ritual ablution but had not been circumcised or whether he had been circumcised but had not performed the prescribed ritual ablution, he is not a proper proselyte, unless he has been circumcised AND has also performed the prescribed ritual ablution."

Seorang GER-TZEDDEK sesuai dengan ketentuan Rabinikal, maka ia harus melakukan SUNAT dan RITUAL MIKVEH (BAPTIS).

Talmud Bavli Traktat Yevamoth 46b menjelaskan demikian:

"R. Hiyya b. Abba stated in the name of R. Johanan: A man can never become a proselyte unless he has been circumcised AND has also performed the prescribed ritual ablution."

"R. Hiyya b. Abba stated in the name of R. Johanan: The initiation of a proselyte requires the presence of three men; for law has been written in his case"

Ada 3 persyaratan untuk menjadi GER-TZEDDEK berdasarkan ketentuan Rabbinikal, yaitu:
1.) SUNAT.
2.) MIKVEH.
3.) Memberikan TZEDDEKAH.

Ketiganya disaksikan oleh 3 orang Yahudi asli.

Bukan-kah "Amanat Agung" di Matityahu 28:18-20 juga memerintahkan tentang MIKVEH? Jika demikian, maka "Amanat Agung" sebenarnya adalah sebuah perintah bagi bangsa-bangsa untuk menjadi GER-TZEDDEK (PROSELYTE).

AMANAT AGUNG DI DALAM TANAKH (PERJANJIAN LAMA)
=================================================
1 Melakhim (Raja) 8:60 
supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa HaShem-lah Elohim, dan tidak ada yang lain,

NOTE:
Esensinya adalah membuat segala bangsa di bumi, menyembah HaShem bersama-sama menjadi satu dengan bangsa Israel.

Zakharyah (Zakharia) 14:9
Maka HaShem akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu HaShem adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.

NOTE:
Esensinya adalah seluruh bangsa di bumi ini akan menyembah HaShem, bersama-sama menjadi satu dengan bangsa Israel.

Memang, bangsa Israel adalah seperti "shamash", yaitu "api sulung", yang akan menerangi lilin-lilin yang lain sehingga menjadi terang. 

Itulah mengapa Yeshua mengatakan bahwa "keselamatan datang dari bangsa Yahudi."

Yochanan (Yohanes) 4:22 
Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Bangsa Israel menemukan keselamatan dari HaShem, dan keselamatan dari HaShem ini menyala di dalam terang Mashiach (Mesias) Yeshua. Karena itu, bangsa Israel tidak akan pernah berhenti menjadi umat pilihan HaShem untuk menerangi dunia ini.

AMANAT AGUNG DI DALAM BRIT CHADASHAH
========================================
Matityahu (Matius) 28:18 
Yeshua mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Matityahu (Matius) 28:19 
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Matityahu (Matius) 28:20 
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Di atas kita sudah mengetahui bahwa "Amanat Agung" merupakan tugas bangsa Israel, setiap individu-individu Yahudi, untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa non-Yahudi (lihat Zakharyah 8:23). 

Ketika Yeshua memberikan "Amanat Agung" ini, Ia juga berbicara di dalam kapasitas-Nya sebagai seorang "Rabbi", yaitu guru agama Yahudi (Judaisme).

"JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURID-KU..." = pemuridan hanya terjadi di dalam sebuah Yeshiva ישיבה. Yeshiva adalah sebuah institusi pendidikan Yahudi yang fokus kepada teks-teks tradisional agama Judaisme, Talmud dan pembelajaran Torah. Sehingga ketika Yeshua menyebutkan "jadikanlah semua bangsa murid-Ku...", maka hal ini harus terjadi di dalam institusi pendidikan Yahudi i.e. di dalam framework Yeshiva ישיבה.

"BAPTISLAH MEREKA..." = sesuai Talmud Bavli Traktat Yevamoth 46a dan 46b, MIKVEH (BAPTIS) adalah salah satu persyaratan seorang non-Yahudi menjadi GER-TZEDDEK (PROSELYTE). Mengutip pengajaran Rabbi Yehezqel Italki dari Kehilat Melech Yisrael, juga seorang Rabbi di Yeshivat SHUVU, seorang GER-TZEDDEK adalah seorang "FULL-BLOWN JEWISH." Tidak ada beda dengan seorang EZRACH (NATIVE ASLI). Harap dipahami bahwa kata "BAPTIS" di sini tidak dapat diartikan di luar framework agama Judaisme, karena BAPTIS adalah sebuah ritual di dalam Judaisme yang disebut sebagai MIKVEH, yang diajarkan oleh para Rabbi, termasuk juga Rabbi Yeshua.

"AJARLAH MEREKA MELAKUKAN SESUATU YANG TELAH KU-PERINTAHKAN..." = semua yang Yeshua ajarkan berasal dari Torah Shebiktav (Torah Moshe / Musa). Yeshua, sebagai "Rabbi", ia tidak pernah mengajarkan untuk meniadakan Torah. Sehingga seorang GER-TZEDDEK yang baru, dalam pengertian, baru mengikuti Yeshiva, baru melakukan mikveh, maka ia diharapkan juga untuk belajar Torah (lihat Kisah 15:21). 

Kisah 15:21
Sebab sejak zaman dahulu Torah Moshe (Musa) diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang Torah itu dibacakan kepada publik tiap-tiap hari Shabbat di sinagog-sinagog (rumah-rumah ibadat)."

Apakah tujuan pembacaan parashat (Torah Portion) setiap Shabbat?
Tujuannya adalah untuk melakukan mitzvah Yeshua yaitu "AJARKANLAH MEREKA MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG TELAH KU-PERINTAHKAN..."

Bukan-kah Yeshua juga melakukan pembacaan parashat (Torah Portion) setiap Shabat? (Lihat Markus 1:21; Lukas 4:16).

Markus 1:21 
Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Shabbat mulai, Yeshua segera masuk ke dalam sinagog (rumah ibadat) dan mengajar.

Lukas 4:16 
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Shabbat Ia masuk ke sinagog (rumah ibadat), lalu berdiri hendak membaca dari Torah.

Proses menjadi GER-TZEDDEK ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan panjang. Bangsa-bangsa non-Yahudi perlu mendapatkan terang dari bangsa Israel, karena bangsa Israel adalah "shamash (lilin yang menerangi lilin-lilin yang lain)." 

Jika memilih untuk tidak mengikuti "shamash", maka lilin tidak akan dapat menyala. Karena di dalam "Amanat Agung" ini-lah bangsa Israel sebagai "shamash" diperintahkan untuk menyalakan lilin-lilin yang lain.

Sekarang, mari kita beberapa poin yang sudah kita bahas:
1.) Bangsa Israel adalah "shamash." "Shamash" dipanggil untuk menerangi lilin-lilin yang lain.

2.) Bangsa-bangsa non-Yahudi diharapkan untuk dapat bersekutu, menjadi satu, di bawah SATU PERJANJIAN dengan HaShem agar lilin mereka juga dapat menyala. 

3.) Untuk dapat menjadi SATU, ada beberapa persyaratan. Pada dasarnya persyaratan itu adalah yang seperti yang sudah diajarkan oleh Yeshua di dalam "Amanat Agung", yaitu MIKVEH, masuk YESHIVA, dan belajar TORAH.

4.) Dengan belajar Torah di bawah bimbingan para Rabbi-Rabbi, maka diharapkan dapat belajar semua mitzvot di dalam Torah dan dapat mengaplikasikan semua mitzvot dengan semestinya e.g. salah satu mitzvah di dalam Torah adalah tentang "SUNAT." Sehingga di dalam proses pembelajaran Torah, maka seseorang juga diharapkan untuk melakukan mitzvah tersebut.

5.) "Amanat Agung" adalah bukan sebuah perintah Kristenisasi, tetapi justru sebuah mitzvah yang sudah ada sejak zaman Torah Moshe (Musa), yaitu bangsa Israel menjadi terang bagi segala bangsa dan bangsa-bangsa lain akan bergabung menjadi SATU dengan bangsa Israel (GER-TZEDDEK / PROSELYTE) menyembah HaShem di dalam Mesias.

6.) Kata GER-TZEDDEK (PROSELYTE) tidak dapat diartikan sebagai "menyangkal Mesias", karena Judaisme pada dasarnya adalah "Messianic Oriented." Tetapi sebaliknya PROSELYTE lebih tepat didefinisikan sebagai "menjadi SATU dengan bangsa Israel di dalam Mesias i.e. Mesias Yeshua." Inilah ONE NEW MAN (SATU MANUSIA BARU) yang dijelaskan oleh Rabbi Shaul di Efesus 2:19, yaitu KESATUAN antara Yahudi asli dengan non-Yahudi Ger-Tzeddek.

Efesus 2:19
עַל־כֵּן אֵינְכֶם עוֹד גֵּרִים וְתוֹשָׁבִים כִּי אִם־אֶזְרְחֵי הָעִיר בְּקֶרֶב הַקְּדוֹשִׁים וּבְנֵי בֵית הָאֱלֹהִים
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan KAWAN SEWARGA [אִם־אֶזְרְחֵי] dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Elohim,

Bagaimana mungkin seorang non-Yahudi dapat disebutkan oleh Rabbi Shaul sebagai אֶזְרְחֵ EZRACH (WARGA ASLI)?

Jawabannya hanya satu, karena non-Yahudi tersebut sudah menjadi SATU dengan bangsa Israel. Non-Yahudi tersebut menjadi GER-TZEDDEK (PROSELYTE).

Sehingga sebenarnya PROSELYTE adalah bukan sebuah istilah yang buruk. Sebalik-nya "Amanat Agung" Yeshua di Matius 28:18-20 justru adalah tentang PROSELYTE. Dan Rabbi Shaul pun mengajarkan hal yang sama dengan Yeshua.

7.) Jika tidak setuju dengan membuat bangsa-bangsa non-Yahudi menjadi GER-TZEDDEK (PROSELYTE), maka bangsa-bangsa non-Yahudi tidak mempunyai pilihan lain selain dari terpisah dari perjanjian HaShem dengan bangsa Israel, dan lilin mereka tidak menyala, dan tidak menjadi terang.

Apakah kita ingin menjadi GER-TZEDDEK (PROSELYTE)? Atau kita alergi menjadi GER-TZEDDEK (PROSELYTE)? 

Kita harus waspada terhadap mereka yang mengajarkan untuk "tidak PROSELYTE." 

Yang benar adalah: 
Kita harus waspada terhadap mereka yang memakai PROSELYTE sebagai sarana untuk membawa orang-orang menjauh dari Yeshua, Mashiach Israel. Tetapi sebaliknya, di dalam "Amanat Agung" Rabbi Yeshua, dan penjelasan Rabbi Shaul di Efesus 2:19, bangsa-bangsa non-Yahudi justru diharuskan untuk melakukan PROSELYTE kepada bangsa Israel. Tidak terpisah, atau memisahkan diri dari bangsa Israel. 


No comments:

Post a Comment