7 METODE EXEGESIS RABBI HILLEL
Shalom chaverim,
7 Metode Exegesis Hillel (7 Golden Rules Hillel) sebenarnya sudah ada jauh sebelum masa kehidupan Rabbi Hillel (110 SM - 10 M). Tetapi Rabbi Hillel-lah orang pertama yang menyusun 7 Golden Rules ini. Peraturan-peraturannya sebenarnya sudah sangat tua dan kita lihat banyak digunakan di dalam Tanakh (Kitab Suci).
Kira-kira 20 tahun sebelum Rabbi Yeshua lahir, ada 2 Rabbi terkemuka saat itu di dunia Judaisme. Mereka adalah sokoguru di dalam Judaisme saat itu dan sampai sekarang. Nama-nama mereka adalah Rabbi Hillel dan Rabbi Shammai.
Mereka berdua adalah tokoh paling terkemuka yang saling kompetitif (berlomba) satu sama lainnya untuk mencari bagaimana cara avodah yang terbaik untuk melayani HaShem.
Mereka berdua masih hidup saat Yeshua masih anak kecil, remaja dan muda. Rabbi Hillel terkenal dengan ajarannya yang lebih condong menekankan “the spirit of the Torah.” Sedangkan Rabbi Shammai lebih condong menekankan “the letter of the Torah.” Rabbi Hillel Dan Rabbi Shammai dua-duanya adalah P’rushim (Farisi). Dan ajaran keduanya adalah Torat HaShem (ajaran mereka dua-duanya adalah benar.)
Pengajaran Rabbi Yeshua sebagian besar mengikuti ajaran Rabbi Hillel. Tetapi bukan berarti pengajaran Rabbi Yeshua anti dengan pengajaran Rabbi Shammai. Sebagai seorang Rabbi, dan sebagai seorang Farisi yang baik, Rabbi Yeshua juga mengadopsi pengajaran Rabbi Shammai.
Contoh:
Perihal “perceraian”, Rabbi Yeshua mengadopsi pengajaran Rabbi Shammai (Mattityahu 19:9/Matius 19:9).
Contoh lain yang membuktikan bahwa Rabbi Yeshua juga mengadopsi pengajaran Rabbi Hillel adalah di Mattityahu 7:12 (Matius 7:12).
Mattityahu (Matius) 7:12
לָכֵן כֹּל אֲשֶׁר תִּרְצוּ שֶׁיַּעֲשׂוֹּ לָכֶם בְּנֵי הָאָדָם עֲשׂוֹּ לָהֶם גַּם־ אַתֶּם כִּי־ זֹאת הַתּוֹרָה וְהַנְּבִיאִים׃
Therefore, everything that you wish Bnei Adam (man) do for you, thus also you do for them. For this is the Torah and the Nevii’m (Prophets).
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh Torah dan kitab para nabi.
Pengajaran Rabbi Yeshua di Mattityahu 7:12 di atas ini merupakan kutipan langsung dari pengajaran Rabbi Hillel yang hidup sebelum Rabbi Yeshua lahir.
שוב מעשה בגוי אחד שבא לפני שמאי אמר לו גיירני על מנת שתלמדני כל התורה כולה כשאני עומד על רגל אחת דחפו באמת הבנין שבידו בא לפני הלל גייריה אמר לו דעלך סני לחברך לא תעביד זו היא כל התורה כולה ואידך פירושה הוא זיל גמור
There was another incident involving one gentile who came before Shammai and said to Shammai: Convert me on condition that you teach me the entire Torah while I am standing on one foot. Shammai pushed him away with the builder’s cubit in his hand. This was a common measuring stick and Shammai was a builder by trade. The same gentile came before Hillel. He converted him and said to him: That which is hateful to you do not do to another; that is the entire Torah, and the rest is its interpretation. Go study.
(Talmud Bavli, masechet Shabbat 31a)
Apa yang kamu benci, jangan lakukan hal itu kepada sesamamu. Itulah isi kesimpulan dari seluruh Torah, selebihnya hanyalah interpretas. Jadi, belajarlah.
(Talmud Bavli, masechet Shabbat 31a)
Rabbi Hillel meninggal pada tahun 10 M. Jabatan kepemimpinan diteruskan oleh anak kandungnya yaitu Rabbi Shimon Ben Hillel.
Sedangkan Rabbi Shammai masih hidup saat Rabbi Hillel meninggal. Rabbi Shammai hidup dari tahun 50 SM - 30 M.
Rabbi Shimon Ben Hillel melanjutkan pengajaran almarhum Rabbi Hillel, dan dikenal dengan golongan Farisi Beit Hillel (Farisi Hillel). Rabbi Shammai dikenal dengan golongannya yaitu Farisi Beit Shammai (Farisi Shammai).
Rabbi Shimon Ben Hillel ini tercatat di PB sebagai seseorang di Bait Suci di Yerusalem yang menggendong dan memberkati bayi Yeshua. Ia mengenal status Mashiach dari bayi Yeshua.
Uri (Lukas) 2:25
Adalah di Yerusalem seorang bernama Shimon (Rabbi Shimon Ben Hillel). Ia seorang tzaddik (orang benar) dan chasiddic (saleh) yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
Uri (Lukas ) 2:26
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mashiach, yaitu Dia yang diurapi HaShem.
Uri (Lukas ) 2:27
Ia datang ke Beit HaMikdash (Bait Suci) oleh Roh Kudus. Ketika Yeshua, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan Torah,
Uri (Lukas) 2:28
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji HaShem, katanya:
Uri (Lukas) 2:29
"Sekarang, HaShem, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
Uri (Lukas) 2:30
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
Uri (Lukas) 2:31
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
Uri (Lukas) 2:32
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Ini adalah kisah Rabbi Shimon Ben Hillel di PB.
Setelah Rabbi Shimon Ben Hillel meninggal, maka jabatan kepemimpinan Farisi Beit Hillel diteruskan oleh anak kandungnya yaitu Rabban Gamli’el (Indonesia: Gamaliel).
Rabban Gamli’el inilah yang berbicara untuk membela orang-orang Yahudi Farisi yang percaya kepada Yeshua sebagai Mashiach (Kisah Para Rasul 5:34-39). Rabban Gamli’el ini adalah guru Rabbi Shaul, atau yang sering kita kenal dengan nama Paulus (Kisah Para Rasul 22:3).
Dalam 2 Tesalonika 2:15, Rabbi Shaul berbicara tentang "ajaran lisan” yaitu “Torah Oral.”
Tesalonikim Bet (2 Tesalonika) 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Apakah itu “ajaran-ajaran lisan” yang Rabbi Shaul (Paulus) maksudkan? Apakah Rabbi Shaul berbicara tentang 7 Metode Exegesis Hillel?
Kita ketahui bahwa Rabbi Shaul (Paulus) adalah anak didik Rabban Gamli’el. Rabban Gamli’el adalah cucu dari Rabbi Hillel. Maka tentu Rabbi Shaul (Paulus) banyak menggunakan 7 Cara Metode Exegesis Hillel. Tulisan Rabbi Shaul (Paulus) di PB banyak memakai 7 Cara Metode Exegesis Hillel.
Berikut ini adalah 7 Cara Metode Exegesis Hillel:
1.) Kal va’chomer (Light and heavy).
קל וחומר
Aturan kal va’chomer mengatakan bahwa “apa yang berlaku dalam kasus yang kurang penting, maka akan berlaku dalam kasus yang lebih penting.” Ciri-ciri kal va’chomer sering, tetapi tidak selalu, ditandai oleh kalimat "berapa banyak lagi / betapa...”
Contoh kal va’chomer:
Ulangan 31:27.
1 Samuel 23:3
Amsal 11:31.
Yeremia 12:5.
Yehezkiel 15:5.
Yohanes 7:23.
Matius 12:11-12.
Matius 7:11.
Matius 10:25.
Matius 6:26, 30.
Lukas 12:24, 28.
Yohanes 15:18-20.
Roman 5:8-9, 10, 15, 17; 11:12, 24.
1 Korintus 9:11-12; 12:22.
2 Korintus 3:7-9, 11.
Filipi 2:12.
Filemon 1:16.
Ibrani 2:2-3; 9:13-14; 10:28-29; 12:9, 25.
2.) G’zerah shavah (Equivalence of expresions).
גזירה שוה
Aturan g’zerah shavah mengatakan bahwa “sebuah analogi dibuat antara dua teks terpisah berdasarkan kalimat, kata, atau akar kata yang sama, yaitu, di mana kata-kata yang sama diterapkan juga pada dua kasus yang terpisah, maka pertimbangan yang sama berlaku untuk keduanya.”
Contoh g’zerah shavah:
-. 1 Samuel 1:10 dibandingkan dengan Hakim-Hakim 13:5,
-. Rabbi Shaul membuat g’zerah shavah membandingkan Ibrani 3:7-11 dengan Mazmur 95:7-11
-. Selanjutnya, Rabbi Shaul g’zerah shavah Ibrani 4:4 dengan Kejadian 2:2.
3.) Binyan av mi’katuv echad (Building up a "family" from a single text).
בנין אב מכתוב אחד
Aturan ini mengatakan, “suatu prinsip yang ditemukan dalam beberapa bagian: Suatu pertimbangan yang ditemukan dalam salah satu di antaranya berlaku untuk semua.”
Contoh:
Ibrani 9:11-22 memakai prinsip ini sesuai Keluaran 24:8 = Ibrani 9:20 dengan Yeremia 31:31-34.
4.) Binyan av mi’sh’ne ketuvim (Building up a "family" from two or more texts).
בנין אב משני כתובים
Aturan ini mengatakan, “suatu prinsip ditetapkan dengan menghubungkan dua teks bersama: Prinsip ini kemudian dapat diterapkan pada bagian-bagian lain.”
Contoh:
Imamat 19:35-36.
Di Ibrani 1:5-14, Rabbi Shaul (Paulus) memakai metodologi ini ketika ia menjelaskan suatu aturan bahwa Mashiach lebih tinggi daripada malaikat
Mazmur 2:7 = Ibrani 1:5.
2 Samuel 7:14 = Ibrani 1:.5
Ulangan 32:43 / Mazmur 97:7 / (Nehemia 9: 6) = Ibrani 1:6.
Mazmur 104:4 = Ibrani 1:7.
Mazmur 45:6-7 = Ibrani 1:8-9.
Mazmur 102:25-27 = Ibrani 1:10-12.
Mazmur 110:1 = Ibrani 1:13.
Metodologi ini sangat berguna dalam mengidentifikasi prinsip-prinsip alkitabiah dan menerapkannya dalam situasi kehidupan nyata. Dengan cara ini, Alkitab dikontekstualisasikan ulang sehingga tetap relevan untuk semua generasi.
5.) K’lal u’p’rat u’p’rat u’k’lal (The general and the particular).
כלל ופרט ופרט וכלל
Aturan ini mengatakan, “prinsip umum dapat dibatasi menjadi lebih spesifik dalam ayat lain, atau, sebaliknya, aturan tertentu yang spesifik dapat diperluas menjadi prinsip umum.”
Contoh:
Kejadian 1:27 menjelaskan bahwa HaShem menciptakan manusia. Kejadian 2:7, 21 menjelaskan hal ini dengan memberikan rincian detail tentang penciptaan Adam dan Chava (Hawa).
6.) Ka’yotze bo mi’makom acher (Analogy made from another passage).
כיוצא בו ממקום אחר
Aturan ini mengatakan, “dua bagian mungkin tampak saling bertentangan sampai kemudian dibandingkan dengan yang ketiga, yang memiliki poin-poin umum meskipun tidak selalu memiliki kesamaan verbal.”
Contoh:
-. Imamat 1:1 “dari dalam Kemah Pertemuan” dan Keluaran 25:22 “dari atas tutup pendamaian dari antara kedua cherubim.”
Sepertinya kedua ayat ini bertentangan satu sama lainnya, sampai kita membaca penjelasannya di Bilangan 7:89 bahwa Musa memasuki Kemah Pertemuan untuk mendengar HaShem berbicara dari antara dua cherubim.
-. 1 Tawarikh 27:1 menjelaskan perbedaan angka antara 2 Samuel 24:9 dan 1 Tawarikh 21:5.
-. Keluaran 19:20 "HaShem turun ke atas gunung Sinai" berbeda dengan Ulangan 4:36, "Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya."
-. “Orang benar akan hidup oleh iman” (Roma 1:17 = Habakuk 2:4) berbeda dengan Roma 3:10 = Mazmur 14:1-3 = Mazmur 53:1-3; Pengkhotbah 7:20, bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.”
-. Roma 2:6 = Mazmur 62:12; Amsal 24:12 vs Roma 4:7-8 = Mazmur 32:1-2.
7.) D’var ha’lamed me'niano (Explanation obtained from context).
דבר הלמד מעניינו
Aturan ini mengatakan, “Konteks keseluruhan adalah penting, bukan hanya pernyataan yang terisolasi saja, tetapi harus dipertimbangkan juga konteks keseluruhan untuk memberikan penafsiran yang akurat.”
Contoh:
Roma 14:1.
Rabbi Yeshua, Rabbi Shimon Kefa, Rabbi Shaul, Rabbi Yaakov HaTzaddik (adik kandung Rabbi Yeshua) banyak memakai metodologi ini di PB.
Ini dunia mereka chaverim! Dunia Rabbinikal.