
Andre Widodo
© ORI
Shalom,
Apakah gereja Anda memperbolehkan Anda mengikuti cara hidup Yeshua ?
Apakah kepercayaan orang ini bila ia melakukan hal-hal berikut ?
- Memelihara Sabat pada hari Sabtu.
- Merayakan hari raya Pesach, Cag Ha-Matzah (roti Tidak Beragi), Sukkot (Pondok Daun), Chanukah (Penyucian Bait Suci)
- Mengenakan tzitzit (jumbai pada jubah) seperti yang diperintahkan dalam Taurat (Bil 15:37-41).
- Kitab sucinya terdiri atas Torah dan Kitab para nabi.
- Mengerjakan perintah-perintah yang ada di dalam Torah.
- Mengajarkan bahwa Shema (Ul 6:4-5) adalah hukum yang paling utama.
- Pergi ke sinagog secara teratur.
Saya bisa menebak bahwa kebanyakan dari Anda pasti akan dengan mudah menjawab – Yahudi.
Sekarang mari kita lihat, apakah Anda juga dapat menebak apakah kepercayaan orang ini ?
- Tidak memelihara Sabat tetapi merayakan hari Minggu sebagai hari Tuhan. - Datang ke gereja.
- Merayakan hari raya Easter dan hari raya Natal 25 Desember.
- Kitab sucinya terdiri atas "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru".
- Mengajarkan bahwa mereka tidak lagi di bawah Torah.
- Mengajarkan bahwa Gereja adalah pengganti Israel sebagai umat Tuhan.
Saya yakin jawaban Anda tepat sekali lagi – Kristen.
Sekarang mari kita lanjutkan pembicaraan kita lebih dalam lagi dengan menjawab pertanyaan ini :
"Jika seorang Yahudi ingin menjadi seorang Kristen, dapatkah ia tetap melanjutkan tata-cara ibadah Yahudinya ? Jawabannya 100% – TIDAK!"
Bagaimana bila sebaliknya ?
"Jika seorang Kristen ingin menjadi seorang Yahudi, dapatkah ia tetap melanjutkan tata-cara ibadah Kristennya ? Sekali lagi jawabannya 100% – TIDAK!"
Sangat jelas sekali bahwa bukan saja Yahudi dan Kristen merupakan agama yang berbeda, tetapi juga mereka saling berlawanan satu dengan yang lain dalam banyak hal.
Ini merupakan fakta yang sangat mengherankan bila kita mencoba mengajukan lagi satu pertanyaan sederhana :
"Tata-cara ibadah apakah yang dipraktekkan oleh Yeshua selama hidupnya, Kristen, Yahudi, atau kedua-duanya ?"
- Yeshua disunat pada hari kedelapan (Luk 2:27).
- Yeshua memelihara Sabat, yaitu hari Sabtu.
- Yeshua datang dan mengajar di sinagoga secara teratur (Mat 4:23, Mrk 1:21, Luk 4:16,31).
- Yeshua merayakan Pesach, Chag Ha-Matzah (Mat 26:17; Mrk 14:12; Luk 2:41-42; 22:7-8; Yoh 2:13,23;),
Sukkot (Yoh 7:1-44) dan Chanukah (Yoh 10:22-23).
- Yeshua mengenakan tzitzit (Mrk 6:56).
- Yeshua adalah warganegara Israel (Mat 2:2; 27:37; Yoh 4:9).
- Kitab suci yang dipergunakan Yeshua terdiri atas Taurat dan Kitab para nabi.
- Yeshua mengajarkan bahwa Shema adalah hukum yang paling utama (Mrk 12:29-30).
Jawaban dari pertanyaan di atas merupakan sebuah fakta biblikal (Alkitabiah) bahwa Yeshua adalah seorang Yahudi, memeluk agama Yahudi (Judaisme), hidup menurut tata-cara orang Yahudi, bukan menurut tata-cara Kristen, atau gabungan dari keduanya.
Adalah sangat jelas bahwa Yeshua adalah seorang Yahudi Orthodoks yang amat taat dalam menjalankan agama (sebab jika Ia sendiri tidak memberikan teladan yang baik, tidak ada gunanya kita percaya Dia sebagai Mesias).
Penemuan terpenting buat umat Kristen adalah kenyataan bahwa tidak ada bukti Yeshua telah meninggalkan tata-cara hidup orang Yahudi dan berhenti menjadi orang Yahudi.
Juga ajaran-Nya sama sekali tidak menunjukkan bahwa Ia ingin menciptakan agama baru – sebuah agama yang berbeda dengan tata-cara ibadah yang Ia sendiri praktekkan semasa hidup-Nya.
Bagaimana mungkin Ia kemudian disebut-sebut sebagai pendiri agama baru ? Terutama sebuah agama yang bertentangan dengan agama dan tata-cara hidup yang Ia jalani ?
Dapatkah Anda menjawab YA pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ?
- Mungkinkah seorang Rabbi melarang ibadah sunat ?
- Mungkinkah seorang Rabbi memindahkan hari Sabat ke hari lain ?
- Mungkinkah seorang Rabbi menciptakan tempat ibadah baru selain sinagoga ?
- Mungkinkan seorang Rabbi memindahkan hari raya Pesach (Paskah) ke hari raya dewi Ishtar (Easter) ?
- Mungkinkah seorang Rabbi menginginkan para pengikutnya untuk melestarikan perayaan Natalis Sol Invictus (25 Desember, hari kelahiran dewa matahari) sebagai hari lahirnya ?
- Mungkinkah seorang Rabbi mengajarkan murid-muridnya supaya tidak lagi memelihara Torah ?
- Mungkinkah seorang Rabbi mengajarkan supaya Shema tidak perlu lagi dipanjatkan ?
- Mungkinkah seorang Rabbi mengajarkan pengikutnya untuk membenci Yahudi ?
Jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah : TIDAK MUNGKIN!
Tidak ada seorang Rabbi yang melakukannya, termasuk juga seorang Rabbi bernama Yeshua!
Jika Yeshua tidak menciptakan sebuah agama baru yang anti-Yahudi, jadi siapa yang melakukannya ? Apakah itu pekerjaan pengikut- pengikut-Nya ? Apakah mereka tetap meneruskan cara hidup seperti yang dicontohkan Yeshua atau mereka mengubahnya ?
Kitab Kisah Para Rasul menyediakan banyak sekali informasi yang berharga bagi kita. Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 kita melihat bagaimana cara hidup jemaat yang pertama.
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Elohim. (Kisah Para Rasul 2:46).
Perhatikan bahwa mereka sama sekali tidak merasa bahwa Yeshua mengajarkan supaya mereka berhenti menjadi Yahudi. Berilah perhatian pada ayat di atas.
Tidakkah Anda melihat bahwa mereka tetap mendatangi Bait Elohim setiap hari ? Dari sini saja kita dapat melihat dengan jelas bahwa Yeshua tidak menginginkan pemisahan para pengikut-Nya dari orang-orang Yahudi lainnya.
Kisah Para Rasul 21:17-26 mencatat kisah kembalinya Sheliach Sha'ul (Rasul Paulus) ke Yerusalem dan pertemuannya dengan para penatua jemaat. Ingat baik-baik bahwa yang disebut dengan para penatua ini adalah orang-orang yang secara langsung diajar dan hidup bersama-sama dengan Yeshua. Dan pemimpin mereka sendiri adalah Ya'acov HaTzaddik (Yakobus), saudara Tuhan Yeshua (Gal 1:19).
Kata-kata yang diucapkan Ya'acov (Yakobus) di depan Sheliach Sha'ul (Rasul Paulus) mengandung informasi yang sangat berharga.
"Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita... bawalah mereka bersama-sama dengan engkau...maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara Taurat." (Kisah Para Rasul 21:20-24)
Sekali lagi Anda bisa membaca sendiri bahwa jemaat yang mula-mula sama sekali tidak meninggalkan tata-cara hidup Yahudi yang selama ini mereka jalani. Bahkan sebaliknya, setelah mereka percaya kepada Yeshua mereka menjadi semakin rajin (zealous) memelihara Torah. Ayat-ayat di atas memberikan kita gambaran bagaimana kehidupan jemaat yang mula-mula.
Apakah gereja Anda menghasilkan buah yang sama: "rajin memelihara Torah" ?
Perhatikan pula bahwa Sha'ul (Paulus) mengerjakan apa yang diminta oleh para penatua – untuk membuktikan bahwa ia tidak mengajarkan untuk melepaskan Torah. Dan itu dilakukannya menurut aturan di dalam Torah yaitu bernazar dan melakukan persembahan (Bil 6:13-21).
Sha'ul (Paulus) tetap hidup menurut Torah dan ia juga seorang yang taat.
Bagaimana mungkin ia menjadi pembuat doktrin yang menganjurkan supaya kita tidak lagi melakukan Torah ?
Pelayanan para rasul menyebabkan ribuan orang-orang Yahudi menjadi taat dalam memelihara Torah. Jelas mereka sama sekali tidak mengajarkan bahwa "kita tidak lagi memelihara Torah karena kita sudah memperoleh kasih karunia" seperti yang sekarang dianut sebagai doktrin oleh banyak gereja masa kini.
Jemaat mula-mula tetap menyunatkan anak-anak mereka dan meneruskan tata-cara hidup Yahudi. Mereka tidak berpindah ke sebuah agama baru. Jika kita menengok tindakan Sha'ul (Paulus), setelah diminta untuk membuktikan bahwa ia tidak mengajarkan pembatalan Torah, kita dihadapkan kepada dua kemungkinan :
(a) Sha'ul (Paulus) dengan sengaja berpura-pura di hadapan para penatua dan jemaat di Yerusalem; atau
(b) ajaran dan tulisan-tulisan Sha'ul (Paulus) telah dimanipulasi dan direkayasa oleh bapak-bapak Gereja pada abad kedua hingga keenam.
Apakah Sha'ul (Paulus) benar-benar hendak membohongi para penatua dengan berpura-pura di hadapan mereka ?
Ingat, para penatua adalah orang-orang yang telah bersama-sama dan secara langsung diajar oleh Rabbi Yeshua selama tiga tahun.
Jika Sha'ul (Paulus) telah membohongi mereka, apakah Anda tetap bersikeras meyakini ajaran dan tulisan-tulisannya ?
Dan sebaliknya, jika perkataan Sha'ul (Paulus) telah diubah atau salah ditafsirkan oleh para bapak Gereja, dapatkah kita mempertahankan iman dan kepercayaan kita kepada ajaran-ajaran palsu ?
Bagaimana ajaran Yeshua dan para pengikutnya bisa berubah dan berkembang seperti sekarang ini ?
Untuk mulai menjawabnya, pertama-tama mari kita bertanya bagaimana sebuah agama yang mengajarkan pengikutnya untuk "memelihara hukum" menjadi sebuah agama yang mengajarkan "kita tidak lagi di bawah hukum".
Para bapa Gereja mengajarkan bahwa Torah telah digenapi dengan kedatangan Yeshua ke dunia. "Digenapi", menurut mereka, berarti Torah telah dibatalkan dan pelaksanaan Torah tidak memiliki arti penting dalam ke-Kristen-an.
Itulah sebabnya mereka memakai istilah "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru".
Sangat jelas, yang satu adalah “Lama” dan yang satunya lagi “Baru” sehingga yang lama sudah tidak berlaku lagi dan yang berlaku sekarang adalah yang baru.
Akan tetapi menurut Yeshua, "digenapi" berarti :
(1) tetap memelihara Torah; dan
(2) menafsirkan dan melaksanakannya secara benar sesuai dengan petunjuk dan bimbingan-Nya.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:17-20)
Para bapak Gereja dan para pemikir-pemikir Kristen lainnya (yang kebanyakan adalah orang-orang bukan Yahudi) terus menerus mengembangkan doktrin-doktrin mereka sepanjang abad kedua hingga abad keenam Masehi. Selama itu pula pernyataan-pernyataan mereka semakin bernada sarkasme terhadap Yahudi.
Saya kutip satu di antaranya:
"Jika kita masih saja menjalankan Judaisme, kita mengakui bahwa kita belum menerima karunia Tuhan...Adalah salah berbicara tentang Yeshua namun hidup seperti orang Yahudi. Karena Kristen tidak percaya Judaisme tetapi Judaisme di dalam Kristen." (St. Ignatius, uskup Antiokhia (98-117 M) – Surat kepada Jemaat Magnesia)
Semangat anti Yahudi kemudian berkembang hampir di seluruh dunia ke-Kristen-an – dari mulai komunitas Kristen di Afrika, diwakili oleh Tertullianus (160-220 M), pendeta Persia Aphrahat (300-350 M) dari gereja Suriah, St. Yohanes Krisostomus (349-400 M) di Antiokhia, hingga Martin Luther (1483- 1546) dan masih banyak lagi.
Karya-karya tulis mereka banyak yang menyerang umat Yahudi dengan meneriaki mereka "budak- budak yang terbelenggu oleh hukum".
Mereka mengklaim bahwa agama Yahudi dibiarkan terus berlanjut hanya untuk menjadi contoh sebuah degradasi moral dan menyebut orang-orang Yahudi "Christ Killer/Pembunuh Mesias" !
Menurut Anda bagaimana reaksi Yeshua melihat tindakan mereka ini ?
Menarik untuk menyimak perkataan Roland Knox:
"Betapa anehnya Tuhan memilih orang Yahudi! Tetapi lebih aneh lagi orang-orang yang memilih Tuhan-nya orang Yahudi tetapi menolak lalu menghina orang Yahudi!"
Ada beberapa hal yang perlu diingatkan.
Agama Yahudi sekarang telah berkembang jauh dan sangat mungkin tidak sama seperti yang dipraktekkan oleh Yeshua. Begitu pula, agama Kristen yang kita kenal sekarang berbeda dengan ajaran-ajaran Yeshua yang dipercaya dan dijalankan oleh para pengikutnya mula-mula. Jelas sekali bahwa banyak hal telah terjadi sepeninggal Yeshua dan para rasul-Nya yang mengakibatkan terpisahnya Kristen dari Yahudi.
Sangat penting bagi keduanya, baik umat Kristen maupun umat Yahudi untuk memahami perubahan- perubahan yang ada. Anda harus mengetahui kapan perubahan itu dibuat, siapa orang yang bertanggung jawab membuat perubahan itu, dan mengapa mereka melakukannya.
Selidikilah mana perubahan yang terjadi karena inspirasi Roh Kudus, mana yang dibuat karena nafsu keduniawian atas kekuasaan dan kekayaan, dan mana yang dibuat atas dasar rasa amarah, benci, penolakan, dan ketakutan.
Saat ini terdapat sekitar 1,6 milyar umat Kristen di seluruh dunia – seorang raksasa yang tengah tertidur dan menunggu untuk dibangunkan. Jika mereka semua kembali kepada ajaran dan tata-cara hidup seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul, kita akan melihat revolusi moral dan spiritual yang akan mengguncang dunia.
Apakah gereja Anda memperbolehkan Anda meniru cara hidup Yeshua ?
[1]
Kata rumah ibadat (tempat ibadat) muncul berpuluh-puluh kali dalam "Perjanjian Baru". Kata tersebut diterjemahkan dari kata Yunani συναγωγή [SUNAGOGE] yang secara harafiah memang berarti RUMAH IBADAT. Adalah menarik jika kita menggunakan kata SINAGOG ketimbang RUMAH IBADAT karena hal ini akan memunculkan nuansa yang berbeda. Pembaca akan merasakan hawa Judaisme yang begitu kental dalam seluruh kitab "Perjanjian Baru" !
[2]
Catatan-catatan sejarah juga membuktikan bahwa para pengikut Yeshua mula-mula tetap beribadah bersama-sama dengan orang Yahudi di sinagog, seperti contoh berikut:
"Sepeninggal Dia [Yeshua] murid-muridnya ada bersama-sama dengan orang Yahudi dan Bani Israel di sinagoga-sinagoga, bersembahyang dan berpuasa di tempat yang sama. Tetapi ada perbedaan pendapat antara mereka dan orang Yahudi mengenai Mesias." (Toldot Yeshu – abad keenam)
Baruch HaShem b'Shem Yeshua HaMashiach
No comments:
Post a Comment